Senin, 09 November 2015

Menjawab telpon darimu?

Sebenarnya tidak ada alasan lain selain aku ingin menjaga dirisendiri. Kapan aku tidak menerima telponmu? Mana bisa aku menolak, tapi sekarang aku memutuskan untuk menjaga seminimal mungkin pembicaraan yg tak begitu penting yg tak memiliki makna besar, kalau hanya untk membahas perasaan aku rasa itu bukan saatnya. Itu aku putuskan akhir2 ini, aku takut aku ingin menjaga kalian juga wlwpn sbnrnya aku ingin berbincang2, aku juga merasakan rindu. Tpi tidak untk mengulang mengungkit perasaan ini..sekarang aku mulai melangkah menjauh, mulai memilih, mempertimbangkan mana jalan yang harus aku lalui yg Allah ridhai..trmasuk dalam mengelola perasaan. jangan sampai hanya krna tlpon darimu aku tergiur kembali untuk mendekat lagi denganmu, menaruh harapan menyimpan perasaan, mengulang perasaanku yang pernah aku isi khusus untukmu yang menurutku aku inginkan imam sepertimu. Harapan itu hal yg wajar, aku berhak memiliki impian, hanya saja tergantung aku sendiri yg akan merancangnya, perlu waktu yang cukup lama untuk berpikir bagaimana aku harus mengendalikannya, krna aku tak ingin mengingkari tekadku sendiri aku harus benar2 melakukannya bukan hanya dalam ucapan..cukup dengan Allah aku adukan segalanya aku memohon aku meminta imam terbaik untukku. Begitujuga dengan doa kedua orangtuaku, tak bosan aku meminta yang terbaik dalam segalahal termasuk untuk pasangan hidupku nanti. Aku merasa perlu imam yg benar2 mampu membimbingku dalam jalanMu. Aku tak tau siapa yg akan mnjadi imamku nanti, tidak ada yg mustahil bagiMu, yg aku bisa lakukan saat ini hanya bersabar dan berusaha mempersiapkan kehidupanku selanjutnya sebaik dan semaksimal mungkin yg akan aku jalani brsama pasangan hidupku nanti.