Serin selalu menceritakan kebahagiaannya pada adiknya. Dengan bangga dia menceritakan kehebatan laki-laki2nya, bahkan dengan semangat meyakini kalau laki2 itu adalah calon imamnya. Adiknya hanya mengiyakan dan menyemangati, begitu juga dgn sahabat2nya, dibalik itu mereka tidak tau kesedihan yang dirasakannya saat semangatnya begitu menggebu.
Entah laki2 itu benar atau tidak adanya, entah laki2 itu pantas untuk dibanggakan atau tidak jika ternyata adiknya melihat banyak tulisan yg kakanya buat, isinya memang kebahagiaan namun selalu diselipkan tangis setelahnya.
Kasihan,
Serin tak pernah mundur saat orang2 terdekatnya meminta untuk sudahi saja atas ketidakpastian, kesakitan yg slma ini ia tutupi, memang tidak adil jika perlakuan yg ia dapatkan berbeda dengan yang seharusnya jika laki2 itu benar padanya. Serin slalu punya alasan untuk membela itu semua, 'aku tidak takut jika dia bukan jodohku, karna sampai sejauh ini saja sudah Allah takdirkan untukku rasa bahagia dan sakit saat bersamanya, jika memang harus ini yg aku dapatkan aku tidak bisa menentang dan menyalahkannya, kuyakini semua berjalan atas seizin Allah, tinggal aku ikhlas saja sampai Allah mempertemukanku dengan lelaki sesungguhnya yang kuyakini datang karena Allah'.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar